A.
UNSUR-UNSUR LOGAM DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pada umumnya, logam-logam terkandung
dalam batuan sebagai senyawa yang disebut mineral/ bijih logam, contoh :
Hematit (Fe2O3), Bauksit (Al2O3.2H2O),
Kalkopirit (CuFeS2).
Untuk memperoleh logam dari
bijihnya/ mineral, dilakukan proses sebagai berikut :
1. Pemekatan bijih
Yaitu pemisahan bijih logam dari
batu-batuan lain yang tidak berguna
2. Pemanggangan
Yaitu mengubah logam menjadi
oksidanya.
3. Reduksi
Yaitu mengambil logam dari oksidanya
dengan cara mereduksi
4. Pemurnian (Refining)
Logam yang diperoleh secara reduksi
masih mengandung sedikit pengotor (belum murni), untuk itu perlu dilakukan
pemurnian dengan berbagai cara : elektrolisis, destilasi, peleburan ulang,
pemurnian zona
1. BESI (Fe)
a.
Terdapat dalam bijih : Hematit (Fe2O3), Magnetit (Fe3O4),
Siderit (FeCO3), Pirit (FeS2)
b. Pengolahan
:
Pengolahan besi melalui tahap
pemanggangan (Untuk pengeringan dan mengubah bijih yang berupa karbonat dan
sulfida menjadi oksida)
FeCO3 (s)
FeO(s) + CO2 (g)
4 FeS2(s) + 11O2 (g)
2Fe2O3 (s) + 8 SO2 (g)
dan tahap peleburan (reduksi).
Peleburan besi dilakukan dalam suatu Tanur tinggi yang disebut Tanur
tiup.
Hasil yang diperoleh dari proses
tersebut berupa :
¨
Besi tuang, diperoleh dengan cara mendinginkan besi kasar yang
diperoleh dari tanur, dengan memasukkannya ke dalam cetakan yang tersedia,
biasanya besi tuang ini masih mengandung 2-4 % C, sehingga besi bersifat keras
tapi rapuh (digunakan sebagai pipa ledeng, radiator).
¨
Besi tempa diperoleh dengan cara mengurangi C sampai kadar karbonnya
0,02% (caranya besi dipanaskan sehingga karbonnya teroksidasi menjadi CO2),
sifatnya lebih lunak dari besi tuang, tetapi lebih kuat (digunakan sebagai
peralatan seperti cangkul, golok, baut, mur).
¨
Baja, mengandung 0,02-2% C, sifatnya lebih keras dari besi
tempa. Baja dibuat dengan menambah logam lain, seperti Ni, Cr, Mn, V, Mo,
sesuai dengan baja yang diinginkan.
c.
Sifat sifat besi :
·
Besi murni adalah logam yang
berwarna putih mengkilap dan relatif lunak
·
Cukup reaktif sehingga mudah
terkorosi dalam udara lembab
·
Memiliki sifat logam dan mudah
berkarat. Karat besi, Fe2O3.nH2O sangat
berpori dan selalu mengelupas. Oleh karena itu perkaratan besi akan berlanjut
sampai tuntas (besinya habis).
d. Kegunaan Besi dalam kehidupan sehari-hari :
v
Bahan bangunan
Senyawanya
: FeCl3 . 6H2O untuk pengecatan, Fe(OH)3
sebagai bahan cat, FeSO4 sebagai bahan pembuatan tinta dan dalam
bidang kedokteran untuk menambah darah (sebagai zat besi), dll.
v
Besi Baja
Jenis-jenis baja :
-
Baja karbon, terutama terdiri dari besi dan karbon
-
Baja tahan karat (stainless steels), baja dengan kadar karbon rendah dan mengandung sekitar
14% kromium
-
Baja aliase, yaitu baja spesial yang mengandung unsur
tertentu sesuai dengan sifat yang diinginkan
|
2. ALUMINIUM (Al)
a.
Terdapat dalam bijih : Bauksit (Al2O3.2H2O),
Kriolit (Na3AlF6)
b. Pengolahan : melalui proses HALL, yaitu elektrolisis
larutan bauksit dalam kryolit cair
Pengolahan aluminium dari bauksit terdiri atas 2 tahap :
Ø
Pemurnian bauksit : untuk
mendapatkan alumina murni
- bauksit + larutan NaOH. Aluminium oksida akan larut
membentuk NaAl(OH)4
Al2O3(s) +
2NaOH(aq) + 3H2O(l)
2NaAl(OH)4 (aq)
-
larutan disaring, kemudian filtrat
yg mengandung NaAl(OH)3 diasamkan dengan
mengalirkan gas karbondioksida.
Aluminium mengendap sebagai Al(OH)3
2NaAl(OH)4 (aq) + CO2 (g)
2Al(OH)3 (s) + Na2CO3 (aq) + H2O(l)
-
Endapan Al(OH)3 disaring
dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak berair
2Al(OH)3 (s) Al2O3
(s) + 3H2O (g)
Ø
Peleburan atau reduksi alumina
dengan elektrolisis
Reaksi
elektrolisis menguraikan Al2O3 menjadi aluminium (di
katode) dan oksigen (di anode).
2Al2O3 (l)
4Al(l) + 3O2 (g)
Aluminium yang terbentuk berupa zat
cair dan berkumpul di dasar wadah. Kemudian dikeluarkan secara periodik ke
dalam cetakan untuk mendapatkan aluminium batangan (ingot).
c.
Sifat-sifat :
¨
Logam berwarna putih perak dan
ringan (massa jenisnya 2,7 gr/cm-3)
¨
Aluminium murni relatif lunak dan
tidak kuat. Akan tetapi, logam ini dapat dibuat paduan (aliase) dengan logam lain
sehingga menjadi kuat serta meningkatkan sifat menguntungkan yang diinginkan
¨
Memiliki sifat umum logam
¨
Mudah bereaksi dengan O2,
lapisan oksidanya dpt melindungi logam dari perkaratan
¨
Bersifat amfoter, dapat
bereaksi dengan asam maupun basa
d. Kegunaan :
·
Peralatan rumah tangga, barang
kerajinan
·
Lapisan pembungkus, aluminium foil,
kaleng aluminium.
·
Sebagai paduan logam, digunakan
untuk membuat badan pesawat, contoh magnalium (campuran Al dan Mg)
·
Dalam persenyawaannya : tawas /
K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O
untuk penjernihan air; Alumina (Al2O3)
untuk industri keramik, gelas, ampelas; Al(OH)3 dalam antasid
digunakan utk menetralkan asam klorida dalam lambung ; termit (campuran
serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida ) digunakan untuk mengelas
baja di tempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api. Reaksinya sangat
eksoterm sehingga panas yang dihasilkan dapat melelehkan baja dan besi yang
terbentuk akan menyambung baja yang dilas.
Reaksinya : 2Al + Fe2O3
Al2O3 + 2Fe
3. TIMAH (Sn)
a.
Terdapat dalam bijih : Kasiterit (SnO2)
b. Pengolahan
: Kasiterit direduksi dengan C, reaksinya :
SnO2 (s) + 2 C(s)
Sn(l) + 2 CO(g)
c.
Sifat-sifat :
·
Timah terdapat dalam 2 bentuk
allotropi, yaitu timah putih dan timah abu-abu. Timah putih berwarna putih
perak dan dapat ditempa, stabil pada suhu di atas 13,20C jika di
bawah suhu tersebut timah putih berubah menjadi timah abu-abu yg berbentuk
serbuk (seperti melapuk). Pelapukan ini mula-mula berlangsung lambat. Akan
tetapi, begitu terbentuk timah abu-abu maka proses selanjutnya berlangsung
cepat karena timah abu-abu yang terbentuk dapat mengkatalisis proses
selanjutnya.
·
Relatif lunak, tahan karat, dan
titik lelehnya rendah
·
Memiliki sifat umum logam
·
Timah mengalami oksidasi (korosi)
pada permukaannya. Lapisan oksida yang terbentuk menutupi seluruh permukaannya
sehingga terlindungi dari korosi selanjutnya.
d. Kegunaan :
¨
Melapisi besi (membuat kaleng/tin
plate) kemasan berbagai macam produk. Besi yang dilapisi timah ini tidak
mengalami korosi selama lapisannya utuh (tidak tergores dan tidak bocor).
¨
Untuk paduan logam (perunggu :
paduan Cu, Sn, Zn dan solder : Sn, Pb)
¨
Dalam persenyawaannya, SnCl2
digunakan sebagai pereduksi dalam pembuatan zat warna, SnF2
digunakan dalam pasta gigi yang mengandung fluorin untuk menguatkan gigi karena
SnF2 larut dalam air.
4. NIKEL (Ni)
a.
Terdapat dalam bijih : Pentlandit (FeNi)S, Garnierit : H2(NiMg)SiO4
. 2 H2O
Nikel Sulfida : NiS
Pengolahan : melalui proses oksidasi NiS, kemudian hasil oksidasinya
direduksi dengan C pada suhu tinggi, reaksi :
2NiS + 3 O2 2NiO + 2
SO2
NiO + C Ni + CO
b. Sifat-sifat
:
·
Berwarna putih perak (mengkilap)
,keras ,tahan korosi, dan sangat mengilap bila digosok
·
Memiliki sifat umum logam
·
Lapisan oksidanya melindungi logam
lain sehingga tidak berkarat
c.
Kegunaan :
¨
Melapisi barang-barang yang terbuat
dari besi, baja, tembaga, untuk melindunginya terhadap korosi dan memperbaiki
penampilan
¨
Karena sifat-sifatnya tersebut,
nikel digunakan untuk paduan logam :
§
Monel (Ni, Cu, Fe) untuk alat rumah
tangga & alat transmisi listrik
§
Nikrom (Ni, Fe, Cr) digunakan
sebagai elemen pemanas listrik
§
Alniko (Al, Ni, Fe, Co) untuk
membuat magnet. Magnet yang terbuat dari alniko ini sangat kuat karena mampu
mengangkat besi hingga 4000 kali massa magnetnya.
§
Baja nikel ( Ni, Fe) untuk meteran,
kawat, & persenjataan
§
Paltinit dan Invar merupakan paduan
nikel yang mempunyai koefisien muai yang sama dengan gelas. Digunakan sebagai
kawat listrik yang ditanam dalam kaca, misalnya pada bohlam lampu pijar.
¨
Serbuk nikel digunakan sebagai
katalisator, misalnya pada pembuatan margarin, hidrogenasi (pemadatan) minyak
kelapa, cracking minyak bumi.
5. TEMBAGA (Cu)
Banyak
terdapat dalam keadaan bebas
a.
Terdapat dalam bijih : Kalkopirit /CuFeS; Malasit /Cu2(OH)2CO3
; Kuprit /Cu2O; Kalkosit/ Cu2S
b. Pengolahan
:
Bijih
yang mengandung tembaga bebas mula-mula dihancurkan lalu dipisahkan dari batu
reja (gangue). Kemudian dipanaskan sehingga tembaga mencair dan terpisah.
Bijih
yang berupa oksida atau karbonat biasanya dipisahkan dengan melarutkannya
dalam
asam sulfat. Tembaga dipisahkan dari larutan Tembaga (II) Sulfat yang terbentuk
dengan elektrolisis.
Bijih
sulfida biasanya mengandung kurang dari 10% tembaga. Bijih sulfida ini
mula-mula dihancurkan, lalu senyawa tembaga dipisahkan dengan pengapungan
(floatasi). Bijih pekat tersebut dipanggang di bawah titik leleh untuk
mengeringkan dan untuk mengoksidasikan sebagian belerang. Campuran yang
tersisa, yang mengandung Cu2S, FeS, dan SiO2 kemudian
dicairkan bersama-sama dengan CaCO3 sebagai fluks. Fluks ini akan
mengikat besi dan SiO2.
CaCO3
+ SiO2
CaSiO3 + CO2
FeS + SiO2
FeSiO3 + FeSiO3
CaSiO3
dan FeSiO3 yang terbentuk akan membentuk terak yang mengapung
ke atas. Setelah terak ini dikeluarkan, ditiupkan lagi udara ke dalam tanur
yang akan mengubah Cu2S menjadi Cu2O. Kemudian Cu2O
yang terbentuk segera akan mereduksi Cu2S yang lain membentuk
tembaga.
2Cu2S + 3 O2
2Cu2O + 2SO2
2Cu2O + Cu2S
6Cu + SO2
Dari
proses di atas diperoleh tembaga tak murni batangan. Pemurnian selanjutnya
dilakukan dengan elektrolisis yang dapat menghasilkan tembaga 99,95%. Kotoran
pada anoda mengandung Ag, Au, dan Pt.
c.
Sifat-sifat :
·
Tembaga murni berwarna kuning
kemerahan, relatif lunak, mudah dibengkokkan, dapat dibuat lembaran-lembaran
tipis, serta penghantar panas dan listrik yang baik
·
Memiliki sifat umum logam
·
Tergolong logam yang kurang aktif
d. Kegunaan :
¨
Penghantar (kabel) listrik dan
komponen elektronika
¨
Peralatan rumah tangga
¨
Paduan logam/aliase : Kuningan
(60-82%Cu & 18-40%Zn), Perunggu (70-95%Cu, 1-25%Zn & 1-18%
Sn), Perunggu aluminium (90-98%Cu, 2-8%Al), Perak Jerman (50-60%
Cu, 20% Zn, 20-25% Ni)
¨
Selongsong peluru dan komponen
persenjataan yang lain
¨
Dalam persenyawaannya, terusi/
blue vitriol CuSO4.5H2O, digunakan untuk
membunuh jamur (sebagai fungisida)
6. EMAS (Au)
a.
Dalam keadaan bebas sebagai butiran
yang bercampur dengan perak dan tembaga
b. Pengolahan melalui 3 cara
:
·
Pasir yang mengandung emas dicuci
menggunakan pendulang, emas yang BJ nya besar akan tertinggal dalam pendulang
·
Emas yang tercampur kotoran
dilarutkan dalam air raksa sehingga terbentuk amalgama, untuk memisahkan emas
dari larutannya maka air raksa diuapkan dengan cara destilasi
·
Bijih emas dilarutkan dalam larutan
NaCN selama beberapa hari, kemudian emas diendapkan dari larutannya dengan
menambahkan serbuk seng. Campuran emas dan perak dapat dipisahkan dengan
melarutkan perak dalam asam nitrat.
c.
Sifat-sifat :
·
Memiliki sifat umum logam
·
Logam yang lunak, berwarna kuning,
logam yang paling dapat ditempa (paling malleable) dan paling dapat
mulur (paling ductile).
·
Tidak berkarat karena tidak bereaksi
dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara
·
Unsur inert (sangat stabil) sehingga
disebut logam mulia
·
Emas tidak larut dalam asam basa
tunggal apapun, tetapi larut dalam aqua regia, yaitu larutan HCl pekat dan HNO3
pekat dengan perbandingan 3 : 1
Au(s) + 3HCl(aq) + HNO3(aq)
HAuCl4(aq) + NO(g) + 2H2O(l)
Emas juga larut dalam larutan
natrium sianida dan udara (sumber O2)
Au(s) + 8CN-(aq) + O2(g) + H2O(l)
4 Au(CN)-2(aq)
+ 4OH-(aq)
·
Kemurnian emas dinyatakan dengan
satuan karat, dimana emas murni berharga 24 karat yang berisi 100% emas
d. Kegunaan :
-
Mata uang
-
Perhiasan (Emas murni terlalu lunak
sehingga dicampur dengan tembaga atau perak atau logam lain). Emas kuning atau
emas merah dibuat dengan dicampur tembaga, emas putih mengandung paladium,
nikel, atau seng.
-
Komponen listrik kualitas tinggi
-
Sebagai jaminan moneter
7. PERAK (Ag)
Sebagian besar ditemukan dalam
keadaan bebas sebagai butiran yang biasanya tercampur dengan emas dan
tembaga.
a.
Bijih Perak : Argentit, Ag2S
b. Pengolahan
: Pada umumnya untuk memperolah perak, dilakukan bersama-sama dengan emas.
Produksi
perak pada umumnya diperoleh sebagai hasil sampingan pada pengolahan
logam lain.
Pengolahan perak dari bijihnya sering dilakukan dengan
proses yang disebut hidrometallurgi, yaitu pemisahan suatu logam dari
campurannya dengan melarutkannya dalam air sebagai senyawa kompleks kemudian
mengendapkannya sebagai unsur bebas dengan suatu reduktor.
Dengan adanya udara, perak
dan semua senyawa perak dapat larut dalam sianida logam alkali sebagai ion
Ag(CN)2- : disianoargetat (I)
Contoh :
4 Ag(s) + 8CN-(aq) + O2 (g) + 2H2O(l)
4Ag(CN)2-(aq) + 4OH-(aq)
4 Ag(s) + 8CN-(aq) + O2 (g) + 2H2O(l)
4Ag(CN)2-(aq) + 2 S(s) + 4OH-(aq)
AgCl(s) + 2CN-(aq)
Ag(CN)2-(aq)
+ Cl-(aq)
Perak kemudian
dibebaskan dengan menambahkan seng atau aluminium sebagai reduktor
2Ag(CN)2-(aq) + Zn(s)
2 Ag(s) + Zn(CN)4-(aq)
c.
Sifat-sifat :
·
Perak murni berwarna putih dan
sangat mengilap
·
Penghantar listrik yang sangat baik
(Daya hantar listrik perak jauh lebih baik dibandingkan tembaga karena hambatan
jenis perak jauh lebih kecil dibandingkan tembaga. Akan tetapi, tembaga lebih
banyak digunakan sebab perak lebih mahal daripada tembaga)
·
Tahan korosi, dan mudah ditempa
·
Logam yang tidak reaktif dan tidak
teroksidasi oleh oksigen di udara
d. Kegunaan :
·
Mata uang, medali, perhiasan, barang
kerajinan
·
Fotografi (Senyawa perak, yaitu AgBr
dan AgI, digunakan untuk membuat film foto dan kertas foto karena mudah
diuraikan oleh cahaya).
2 AgX +
cahaya 2 Ag +
X2 (X = Br atau I)
Endapan perak menghitamkan film sehingga menghasilkan film negatif
·
Bahan penambal gigi
·
Industri penyepuhan
(elektroplating). Logam yang akan disepuh digunakan sebagai katode (kutub
negatif) dan perak sebagai anode (kutub positif), sedangkan elektrolit yang
digunakan adalah Na[Ag(CN)2]
B. UNSUR-UNSUR NON LOGAM DALAM KEHIDUPAN
1. OKSIGEN (O)
a.
Terdapat : - Dalam keadaan bebas di udara (O2)
sebesar 20 % volume
- Dalam persenyawaan : air (H2O),
pasir (SiO2), silika (SiO32-), dan oksida
logam lainnya.
b. Pembuatan
:
·
Penguraian Katalitik H2O2
MnO2
2 H2O2(l)
2H2O(l) + O2(g)
·
Pembuatan gas oksigen dalam
laboratorium dapat dilakukan dengan cara memanaskan senyawa oksidanya, seperti
yang dilakukan Priesley.
2 HgO
(s)
2Hg (s) + O2(g)
2 KClO3(s)
2KCl(s) + 3O2(g)
·
Secara alami terbentuk melalui
proses fotosintesis
CO2 + H2O
C6H12O6 + O2
·
Secara komersial, oksigen (bersama
dengan nitrogen) dibuat melalui Destilasi Udara Cair. Proses : udara
bersih dimasukkan ke dalam kompresor untuk dicairkan dengan tekanan tinggi,
kemudian udara cair didinginkan dan dilakukan penyaringan untuk menghilangkan
CO2 dan hidrokarbon yang terdapat didalamnya. Udara cair yang sudah
bersih selanjutnya dialirkan ke dalam kolom destilasi untuk memisahkan
Nitrogen, Argon, dan Oksigen. Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan titik
didih gas-gas tsb. Titik didih Nitrogen : -195,8 0C, Argon : -185,70C,
Oksigen : -1830C (karena ttk didih nitrogen paling rendah, maka
nitrogen akan menguap lebih dahulu dan ditampung, diikuti dengan argon dan
oksigen
c.
Sifat-sifat :
·
Pada suhu kamar tidak berwarna,
tidak berbau, tidak berasa, titik didih : -1830C dan titik beku :
-218,40C. Berupa molekul diatomik
·
Oksigen tidak terbakar, tetapi
merupakan komponen yg diperlukan dalam pembakaran
·
Pada suhu dan tekanan normal oksigen
tidak begitu reaktif, tetapi menjadi sangat reaktif pada suhu tinggi.
·
Kelarutan dalam air : 5 ml O2
dapat larut dalam 100 ml air. Oksigen yang larut inilah yang membuat berbagai
organisme hidup dalam air.
d. Kegunaan :
·
Pernafasan makhluk hidup
·
Bersama gas asetilena digunakan
untuk memotong dan mengelas logam (baja)
·
Oksigen cair bersama dengan hidrogen
cair digunakan sebagai bahan bakar roket untuk mendorong pesawat ruang angkasa.
Oksigen juga digunakan dalam berbagai industri kimia untuk mengoksidasi
berbagai zat.
·
Digunakan untuk pembakaran atau
reaksi kimia tertentu
·
Proses pengolahan limbah (aerasi)
·
Pembuatan ozon (O3)
3 O2(g) 2 O3(g)
2. NITROGEN (N)
a. Terdapat :
- Dalam keadaan bebas di udara sebanyak 78%
- Dalam persenyawaan : Sendawa (KNO3),
dan Sendawa Chili (Na2CO3)
b. Pembuatan
:
·
Dalam laboratorium dibuat dengan
memanaskan larutan NH4Cl dan larutan NaNO2
NH4Cl(aq) + NaNO2(aq)
NaCl(aq) + 2 H2O(l) + N2(g)
·
Dapat juga dibuat dengan reaksi :
2NH3 (g) +
3CuO 3Cu(s)
+ 3H2O(l) + N2(g)
2Cu( s) + 2 NO(g)
2CuO + N2(g)
·
Secara komersial, nitrogen dibuat
bersama-sama dengan oksigen dengan cara destilasi bertingkat udara cair
c. Sifat-sifat :
·
Pada suhu kamar, tidak berbau, tidak
reaktif, tidak berwarna
·
Titik didih : -195,80C
dan titik leleh : -2100C
·
Sukar bereaksi karena ikatannya yang
kuat (energi ikatannya sangat besar). N2 hanya bereaksi pada suhu
tinggi
d. Kegunaan :
·
Pengisi bola lampu pijar
·
Nitrogen cair digunakan sebagai
pendingin untuk membuat suhu yang sangat rendah Nitrogen digunakan untuk
melepaskan oksigen (atmosfer inert) untuk berbagai industri yang terganggu oleh
oksigen karena sifat nitrogen yang kurang reaktif. (penyimpanan buah-buahan dan
sayuran sehingga tidak cepat busuk dalam kemasan kaleng, pembuatan larutan
injeksi, industri elektronika yang menginginkan udara tanpa oksigen,
penyimpanan produk yang mudah terbakar).
·
Bahan baku pembuatan amoniak (Proses
Haber-Bosch)
N2(s) + 2H2(g)
2NH3(g)
·
Dalam persenyawaan :
-
Amonia (NH3) : gas yang
tidak berwarna, berbau merangsang, dan mudah mencair, titik didih –330C
dan titik beku –780C.
Digunakan untuk : pembuatan pupuk
urea dan ZA (zwavel amonia) , pembuatan NH4Cl pada baterai,
pembuatan asam nitrat (HNO3) pendingin dalam pabrik es, pembuatan
hidrasin (N2H4) yang digunakan sebagai bahan bakar roket,
sebagai bahan dasar pembuatan : (bahan peledak, kertas, plastik, dan detergen).
-
HNO3
Pembuatan
asam nitrat dengan proses Oswald.
4NH3(g) + 5 O2(g)
4NO)g) + 6H2O(g)
2NO(g) + O2(g)
2NO2 (g)
4NO2(g) + O2(g) + 2H2O(l)
4HNO3(g)
HNO3 digunakan untuk
pembuatan pupuk amonium nitrat (NH4NO3), bahan
peledak seperti (TNT /trinitrotoluena, nitrogliserin dan nitroselulosa),
sebagai nitrasi senyawa organik yang digunakan untuk produksi zat warna,
obat-obatan, pestisida, dan detergen.
-
Siklus nitrogen
Senyawa organik yang khas dari nitrogen
adalah protein. Nitrogen masuk ke dalam rantai makanan melalui tumbuhan.
Tumbuhan umumnya memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa mineral yang larut
dalam air, yaitu nitrat dan amonium. Hanya tumbuhan polong-polongan (legum)
yang dapat mengikat nitrogen dari udara berkat bantuan sejenis bakteri yang
terdapat pada bintil akar tumbuhan tersebut. Nitrogen dalam tanah berasal dari
fikasasi nitrogen atmosfer atau dari hasil perombakan senyawa
nitrogen organik (sisa organisme) oleh kerja bakteri. Fiksasi nitrogen terjadi
menurut dua jalur, yaitu karena pengaruh petir dan bakteri. Petir dapat
melangsungkan reaksi nitrogen dengan oksigen membentuk nitrogen monoksida (NO)
N2(g) + O2(g)
2NO(g)
NO tersebut teroksidasi lebih lanjut
membentuk nitrogen dioksida. Nitrogen dioksida dalam air hujan membentuk asam
nitrat.
2NO(g) + O2(g)
2NO2(g)
3NO2(g) + H2O(g)
2HNO3(g) + NO(g)
3. KARBON (C)
a.
Terdapat : dalam senyawa organik, anorganik, dan dalam keadaan bebas
b. Pengolahan :
Karbon yang paling murni diperoleh melalui pemanasan gula pasir (sukrosa) tanpa
udara
C12H22O11(s)
12C(s) + 11H2O(g)
c.
Sifat-sifat & kegunaan :
·
Karbon ditemukan dalam bentuk Allotropi
yaitu Intan (kristal karbon dengan struktur tetrahedral,
bersifat isolator, titik leleh sangat tinggi, digunakan untuk perhiasan dan
alat pemotong kaca, pengebor, pengasah). Intan buatan dibuat dari grafit
melalui pemanasan pada suhu sekitar 30000C dan tekanan sekitar
125.000 atm. Grafit (kristal karbon dengan pola berlapis-lapis
dan berbentuk heksagonal yang simetri, bersifat konduktor, digunakan untuk
elektrode batu baterai, pelumas, dan inti pensil yang merupakan campuran grafit
dengan tanah liat).
·
Serta dalam bentuk Amorf (bersifat
lebih rapuh), yaitu Batubara (terbentuk dari fosilisasi
tumbuhan, digunakan sebagai bahan bakar dan bahan baku untuk pembuatan senyawa
hidrokarbon dengan proses gasifikasi batu bara.
Batubara
C(s) + CH4(g)
C(s) + H2O(g)
CO(g)+ H2(g)
CO(g) + 3H2(g)
CH4(g)+ H2O(g)
C(s) + 2H2(g)
CH4(g)
Kokas (di buat dari pemanasan batubara pada suhu tinggi tanpa udara/
destilasi destruktif) digunakan sebagai reduktor pada pengolahan berbagai jenis
logam seperti besi, timah dan nikel, Arang
(dibuat dari kayu atau serbuk gergaji dengan pemanasan
pada suhu tinggi tanpa udara), arang merupakan kristal halus
dengan struktur seperti grafit. Ruang antarlapisan atom dalam arang yang
dibubuk halus dapat menyerap (mengadsorpsi) atom atau molekul lain sehingga zat
itu mempunyai daya adsorpsi yang besar. digunakan untuk mengadsorpsi zat warna
dan bahan polutan lainnya pada pengolahan air, adsorpsi zat warna yang terdapat
dalam air tebu pada pengolahan gula, sebagai obat sakit perut atau keracunan. Karbon
hitam (merupakan jelaga yang dibuat dari pembakaran hidrokarbon
dengan oksigen yang terbatas) digunakan untuk vulkanisai karet pada industri
ban, dan sebagai pigmen warna hitam, tinta cetak.
·
Karbon dalam persenyawaan :
-
CO (karbon monoksida) : gas yang
sangat beracun karena dapat mengikat hemoglobin dalam darah sehingga
menghalangi fungsi utama hemoglobin sebagai pengangkut oksigen, terbentuk pada
pembakaran tak sempurna bahan bakar yang mengandung karbon seperti kayu dan
bensin, karena sifatnya yang dapat terbakar dan menghasilkan panas, maka gas
ini digunakan sebagai bahan bakar gas, sebagai reduktor pada pengolahan logam,
membuat metanol.
-
CO2 (karbon dioksida) :
gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, tidak beracun, tetapi dapat mengusir
oksigen sehingga jika kadarnya terlalu besar (10-20% volume) dapat membuat
orang pingsan dan mengganggu pernafasan, terbentuk pada pembakaran sempurna bahan
bakar yang mengandung karbon dan dari pernapasan makhluk hidup, digunakan untuk
membuat es kering (dry ice) yaitu CO2 padat yang digunakan sebagai
pendingin, untuk memadamkan kebakaran (tabung pemadam kebakaran berisi CO2
cair dengan tekanan 60 atm. Jika katupnya
dilepas maka CO2 cair akan langsung menjadi gas dan menghalangi
oksigen masuk kelokasi yang sedang terbakar sehingga api padam), untuk minuman
bersoda.
-
NaHCO3 (natrium hidrogen
karbonat) disebut juga natrium bikarbonat yang dalam sehari-hari disebut soda
kue yang digunakan sebagai pengembang adonan, digunakan sebagai bahan pembuat
kaca, bahan pembuat natrium silikat yang digunakan untuk pembuatan kertas,
proteksi logam, dan detergen, serta untuk menghilangkan kesadahan air
4. POSFORUS (P)
a. Terdapat sebagai fosfat dalam berbagai mineral.
Mineral terpenting adalah fluoroapatit / 2
Ca3(PO4).CaF2
b. Pengolahan
:
Unsur fosfor diproduksi dari batuan
fosfat dengan dipanaskan bersama-sama silika dan kokas dalam tanur listrik
2 Ca3(PO4)2(s) + 10 C(s) + 6 SiO2(s)
6CaSiO3(l) + 10 CO(g) + P4(g)
Fosfor yg terbentuk adalah fosfor
putih, kemudian terkondensasi dan akhirnya terkumpul di bawah air sebagai
padatan
c. Sifat-sifat
:
·
Pada suhu biasa fosfor mempunyai
beberapa bentuk allotropi, yaitu fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam
·
Fosfor putih bersifat lunak
(berwujud padat seperti lilin), titik leleh rendah (44,10C), sangat
reaktif (menyala spontan bila bersinggungan dengan udara), tidak larut dalam
air, larut dalam CS2, sangat beracun, bahan fosforesen yang
berpendar dalam gelap. Jika fosfor putih dipanaskan sampai 4000C
akan berubah menjadi fosfor merah
·
Fosfor merah merupakan serbuk merah
coklat (padat), kurang reaktif, dan relatif tidak beracun
·
Fosfor hitam, bentuknya paling
stabil, terbentuk dari fosfor putih melalui pemanasan dengan katalis Hg pada
tekanan tinggi. Mempunyai struktur kristal berlapis seperti grafit, tetapi
lapisan-lapisannya terikat kuat. Bersifat semikonduktor
d.
Kegunaan :
·
Sebagian besar fosfor putih
digunakan untuk pembuatan asam fosfat (fosforus putih direaksikan dengan udara
berlebihan, lalu disiram dengan air)
P4(s) + 5O2(g)
P4O10
O10 + 6 H2O(l)
4H3PO4(aq)
·
Fosfor merah digunakan untuk
pembuatan korek api
·
Digunakan untuk menjadi pupuk
Fosfor
termasuk unsur makro, yaitu unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang
cukup banyak. Sementara itu fosfor di alam terutama terdapat sebagai batuan
fosfat yang tidak larut dalam air sehingga tidak diserap oleh tumbuhan. Oleh
karena itu batuan fosfat direaksikan dengan asam sulfat atau asam fosfat,
dimana batuan fosfat di ubah menjadi kalsium
hidrogenfosfat atau kalsium fosfat primer Ca(H2PO4)2
yang
Jika ada amilum, maka
ketika larutan dipanaskan dan ditambah iodin akan menjadi
biru
Larut dalam air.
Ca3(PO4)2 + 2H2SO4
2CaSO4 + Ca(H2PO4)2
Ca3(PO4)2 + 4H3PO4
3Ca(H2PO4)2
Pupuk
yang mengandung Ca(H2PO4)2 dan CaSO4
disebut pupuk superfosfat karena mudah larut dalam air. Pupuk TSP (tripel super
fosfat) yang mempunyai kadar fosfat tinggi dibuat dengan cara menambahkan asam
fosfat ke dalam gerusan batuan fosfat Ca3(PO4)2.
Juga ada pupuk campuran fosfat dan nitrogen yang dikenal sebagai pupuk
nitrofos, yaitu
: Ca(H2PO4)2
+ Ca(NO3)2
Senyawanya
: Natrium Tri Poli Fosfat (STTP), Na5P3O10
digunakan sebagai bahan penunjang dalam detergen, yaitu untuk mengikat ion
kalsium/ magnesium dari air sadah sehingga tidak mengganggu (tidak
mengendapkan) deterjen.
·
Pembuatan aliase logam (perunggu
tertentu)
·
Campuran untuk bom asap
·
Racun serangga (pestisida)
5. IODIN (I)
a. Pengolahan :
Reduksi natrium iodat (NaIO3), yang terdapat dalam sendawa chili
(NaNO3). Sebagai reduktor digunakan natrium bisulfit (NaHSO3)
2NaIO3(aq) + 5NaHSO3(aq)
I2(aq) + 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq)
+ H2O(l)
Iodin yang terbentuk dimurnikan dengan cara sublimasi.
b.
Sifat-sifat :
·
Unsur nonlogam (golongan VII A)
·
Tidak dijumpai dalam keadaan bebas
di alam. Iodin terdapat dalam sendawa chili NaNO3 yang mengandung
NaIO3 (natrium iodat)
·
Pada suhu kamar berwujud padat
berwarna hitam, mudah menyublim
·
Berbentuk molekul diatomik
·
Uap iodin berwarna ungu (Iodin
berasal dari bahasa Yunani, iodes yang artinya ungu)
·
Larut dalam alkohol disebut Iodin
tinktur
c. Kegunaan :
·
Sebagai antiseptik, seperti iodium
tinktur (I2 dalam alkohol)
·
Mencegah penyakit
gondok. Untuk itu ke dalam garam dapur (NaCl)
ditambah NaIO3
Sebagai indikator,
untuk menguji apakah ada amilum dalam suatu
larutan (campuran).
Jika ada amilum,
maka ketika larutan dipanaskan dan ditambah iodin akan menjadi biru
·
AgI untuk fotografi
STRUKTUR DAN FUNGSI MAKROMOLEKUL PENYUSUN SEL
BAB
I
PENDAHULUAN
Sel terdiri oleh banyak makromolekul yang mempunyai struktur dan fungsi
yang berbeda-beda. Makromolekul besar dalam sel dibentuk sebagai susunan
berulang dari satuan-satuan struktutr dasar yang dinamakan monomer, antara
monomer satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh ikatan kovalen. Monomer
tersebut dihubungkan dengan suatu reaksi kimia dimana dua molekul saling
berikatan secara kovalen antara satu molekul dengan molekul yang lain dengan
melepas satu molekul air (merupakan reaksi kondensasi atau karena molekul yang
hilang adalah air, maka reaksi tersebut bisa disebut reaksi dehidrasi). Monomer
dirangkai bersama untuk kemudian membentuk suatu polimer melalui proses yang
dikenal sebagai sintesis kondensasi. Sedangkan makromolekul yang dibentuk
disebut dengan polimer.
Saat dua monomer
bergabung maka akan membebaskan molekul air (seperti yang telah digambarkan
sebelumnya). Monomer yang satu kehilangan gugus hidroksi (OH) dan yang monomer
yang lain akan kehilangan suatu gugus hidrogen (H).
Berikut merupakan beberapa contoh makromolekul yang penting dalam makhluk
hidup.
1. Polisakarida
Merupakan produk polimerisasi monosakarida,
membentuk amilum, selulose, glikogen, atau polisakarida kompleks
2. Protein
dan Polipeptida
Merupakan susunan 20 macam asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptida
3. Asam
Nukleat
Merupakan rantai empat macam nukleotid. Di dalam
molekul DNA asam nukleat ini merupakan sumber primer informasi genetik
Makromolekul tersebut merupakan makromolekul yang paling banyak dan
kompleks aktivitasnya. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai struktur
dan fungsi masing-masing makromolekul tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Protein
Protein
merupakan merupakan susunan 20 macam asam amino yang dihubungkan dengan ikatan
peptide. Berdasarkan susunan molekulnya, protein dikelompokkan menjadi:
1. Protein
Struktural berperan sebagai penyokong dan penunjang
a. Struktural
intrasel ð berada di dalam sel
berperan dalam pembentukan sitoskelet
Contoh: tubulin,
aktin dan myosin.
b. Struktural
ekstrasel ð terdapat pada organisme
multisel
Contoh: kolagen
dan keratin
2. Protein
Dinamis yaitu protein yang terlibat langsung dalam metabolisme sel, mudah
terurai dan terakit kembali. Contoh: enzim, hormone dan pigmen.
Protein adalah
komponen protoplasma yang sangat penting disamping air. Peran protein dalam sel
antara lain:
1. Sebagai
katalisator berbagai reaksi kimia yang terdapat pada sel, yaitu sebagai bagian
penyusun enzim.
2. Memberi
kekuatan structural sel, yaitu tubulin, aktin dan myosin yang berperan dalam
pembentukan sitoskelet.
3. Memantau
permeabilitas selaput, yaitu protein yang menyusun membrane sel
4. Menyebabkan
gerakan yang terjadi dalam sel
5. Memantau
kegiatan sel
6. Mengatur
kadar metabolit yang diperlukan
Protein yang
terdapat dalam membran dan sitoplasma (organel) sel:
1. Membran
plasma
Protein yang terdapat pada selaput plasma sebesar 60 % dari seluruh berat
selaput plasma. Protein yang terdapat dalam membrane terutama berbentuk
stromatin, yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air. Karena membran sel bersifat
semipermable maka membutuhkan cara untuk berkomunikasi dengan sel lain dan
pertukaran nutrisi dengan ruang ekstraselular. Peran-peran ini terutama
diisi oleh protein. Protein adalah molekul kelas
terpisah yang tidak terkait dengan lipid dan terdiri dari asam amino. Protein
adalah jauh lebih besar daripada lipid dan bergerak lebih lambat, tetapi ada
beberapa yang bergerak dalam kelihatannya terarah sementara yang lain melayang.
Jumlah dan tipe protein yang ada pada membran sangat bervariasi pada
setiap membran dari sel tergantung pada fungsi spesifik yang diembannya. Secara
umum protein membran digolongkan menjadi dua, yaitu protein integral dan
protein perifer.
a.
Protein Integral
Protein membran terpadu (integral membrane proteins) adalah
protein yang menembus membran pada kedua permukaannya atau membentang diantara
kedua permukaan membran. Protein
integral transmembran protein, dengan daerah hidrofobik yang sepenuhnya span
interior yang hidrofobik membran. Bagian protein terkena interior dan
eksterior dari sel hydrophillic. Protein Integral dapat berfungsi sebagai
pori-pori yang memungkinkan ion selektif atau nutrisi ke dalam sel. Mereka juga mengirimkan sinyal ke dalam dan keluar
dari sel. Protein ini meliputi beberapa jenis, yaitu :
1) Protein
Transmembran
Merupakan
protein yang menembus membran pada kedua sisi, baik yang satu kali menembus
membran (singlepass protein) ataupun yang beberapa kali menembus membran
(multipass protein). Setiap tembusan membran merupakan struktur α-heliks
dengan bagian yang tertanam dalam lipid bilayer, sehingga masuk akal bila
bagian struktur primer protein yang menembus membran tersusun oleh jenis asam
amino yang hidrofobik. Bagian hidrofobik dari protein tersebut berinteraksi dengan
bagian ekor dari fosfolipid, sementara bagian hidrofiliknya muncul pada kedua
permukaan membran (sisi luar dan sisi dalam sitoplasmik). Bagian protein yang
menyembul pada kedua sisi permukaan tentulah bersifat hidrofilik, sehingga
mampu berinteraksi dengan lingkungan air.
2) Protein
Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Interior Sel
Protein ini berasosiasi dengan membran bilayer melalui perantaraan ikatan
kovalen dengan rantai asam lemak atau rantai lipid khusus seperti gugus prenyl.
Protein ini disintesis sebagai protein terlarut pada sitosol dan mengalami
modifikasi berikatan dengan gugus lipid secara kovalen pasca translasi, yaitu
di dalam retikulum endoplasma dan badan golgi.
3) Protein
Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Luar Sel
Protein ini berikatan dengan fosfatidil kolin inositol dengan perantaraan
oligosakarida yang berikatan secara kovalen.
b.
Protein Perifer
Protein ini merupakan protein yang terletak di daerah perifer dari kedua
sisi membran (sisi sitoplasmik dan sisi luar) dan berinteraksi dengan protein
membran lain secara non kovalen, tidak berinteraksi dengan fosfolipid lapis
ganda. Tidak seperti
protein yang intergral span membran, protein perifer berada pada satu sisi membran
dan sering melekat pada protein perifer proteins. Protein integral berfungsi
sebagai titik anchor untuk Sitoskeleton atau ekstraselular serat.
Fungsi dari protein integral dan perifer dalam membran plasma sangat
bervariasi, diantaranya :
a) Sebagai
enzim yang melekat membran
Contoh enzim beta glukosidase untuk membebaskan auksin pada sel-sel saat
perkecambahan dan protein integral pada membran mitokondria atau kloroplas yang
berfungsi untuk enzim-enzim transpor elektron (peristiwa oksidasi dan reduksi
molekul pembawa protin dan elektron sambil membentuk ATP secara bersamaan).
b) Sebagai
mediator transpor aktif
Contoh pada sel dinding usus halus pada saat menyerap sari makanan ke
dalam pembuluh darah.
c) Sebagai
elemen struktural membran plasma
d) Sebagai
pompa proton pada membran dalam mitokondria
e) Sebagai
reseptor (penerima) hormon dan faktor pertumbuhan sel
Contoh hormon estrogen menempel ke reseptor estrogen dan memberi pesan
perintah sel tersebut untuk melaksanakan sintesis protein sesuai yang
dikehendaki (misal sel penanda pertumbuhan sekunder hewan) untuk kedewasaan
seksual.
f)
Sebagai identitas sel
Identitas ini biasa dikenali karena protein yang menghadap keluar sel
mengandung oligosakarida. Protein tersebut dinamakan glikoprotein.
g) Sebagai
cara membedakan antara sel diri (self) dan sel asing (non self)
Contoh pada reaksi pencangkokan sel asing, sel diri mengenali sel asing
karena adanya perbedaan glikoprotein.
2. Sitoplasma
Sitosol merupakan bagian dari sitoplasma yang berupa cairan di
sela-sela organel berselaput. Sitosol merupakan penyusun sel yang paling
dominan yaitu sebanyak 50%. Dalam sitosol terlarut banyak enzim yang terlibat
dalam proses metabolism intermediet. Sebagian besar enzim yang terdapat dalam
sitosol ini disintesis oleh ribosom. Sebagian protein sitosol berbentuk
benang-benang halus yang disebut filament. Filament ini teranyam membentuk
kerangka yang disebut sitoskelet. Sitoskelet ini berfungsi member bentuk pada
sel, mengatur dan menimbulkan gerakan sitioplasma yang beruntun dan berkaitan
serta membentuk jaring-jaring kerja yang mengatur reaksi-reaksi
enzimatik.
Pada inti sel, protein terdapat pada DNA yang merupakan senyawa utama
yang membentuk protein. Protein yang disintesis pada ribosom melalui proses
replikasi dan translasi. Ribosom yang terdapat pada RE mempunyai susunan 50 %
protein. Pada kompleks golgi berlangsung proses pembentukan glikoprotein yang
merupakan gabungan glukosa dan protein. Protein yang terbentuk dari asam-asam
amino dalam ribosom dibawa ke RE, kemudian diteruskan ke dalam kompleks golgi
yang merupakan tempat terbentuknya glikoprotein.
B.
Lipid
Lipid
adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air,
yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non-polar, seperti
kloroform atau ester. Lipida polar adalah komponen utama membran sel, yaitu
“tempat” terjadinya reaksi-reaksi metabolik. Banyak dari sifat membran sel yang
merupakan pencerminan kandungan lipida polarnya. Membran sel berfungsi untuk
melindungi sel dari lingkungan dan juga memungkinkan adanya kompartment-
kompartment di dalam sel untuk aktivitas metabolik, serta terdapat sisi
pengenalan atau reseptor yang berbeda-beda yang dapat mengenali sel lain,
mengikat hormon tetentu, dan merasakan berbagai isyarat lain dari lingkungan
luar. (Lehninger, 1982)
Lipida
membran yang paling banyak yaitu fosfolipida. Fosfolipida berfungsi terutama
sebagai unsur struktural membran dan tidak pernah disimpan dalam jumlah banyak.
Lipida ini mengandung fosfor dalam bentuk gugus asam fosfat. Fosfolipida utama
yang ditemukan pada membran adalah fosfogliserida, yang mengandung 2 molekul
asam lemak yang berikatan ester dengan gugus hidroksil pertama dan kedua pada gliserol.
Spingolipid
juga merupakan komponen membran yang mempunyai kepala bersifat polar dan 2 ekor
non polar, tetapi senyawa ini tidak mengandung gliserol. Spingolipid tersusun
atas satu molekul alkohol amino berantai panjang spingosin, atau satu di antara
senyawa turunannya, dan satu alkohol polar pada bagian kepala. Ada 3 subkelas
spingolipid :
1. Spingomielin
Senyawa ini mengandung fosfokolin atau fosfoetanolamin sebagai golongan
polar pada bagian kepalanya. Spingolipid terdapat di hampir semua membran
sel-sel hewan, selubung myelin yang mengelilingi sel-sel syaraf tertentu.
2. Serebrosida
Serebrosida tidak mengandung fosfat dan tidak memiliki muatan listrik
karena gugus polar kepalanya bersifat netral. Serebrosida seringkali disebut glikospingolipid
karena gugus pada bagian kepala molekul ini secara khas terdiri dari satu atau
lebih unit gula. Golongan ini adalah glikolipida, suatu nama umum bagi lipida
yang mempunyai gugus gula. Beberapa nama spesifiknya yaitu galaktoserebrosida
yang secara khas ditemukan pada membran sel otak dan glukoserebrosida yang
mengandung D-glukosa terdapat di dalam membran sel jaringan bukan syaraf.
C.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang terdiri atas
karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi pada
hewan dan tumbuhan. Pada kebanyakan tumbuhan, karbohidrat juga sebagai penyusun
penting dinding sel yang berperan sebagai elemen penyokong. Jaringan hewan
memiliki karbohidrat yang lebih sedikit. Karbohidrat yang penting diantaranya
adalah glukosa, galaktosa, glikogen, gula amino dan polimernya.
Karbohidrat terbagi atas beberapa golongan
diantaranya :
1. Monosakarida.
Ini merupakan gula paling sederhana dengan formula empirik
Cn(H2O)n. Klasifikasi monosakarida berdasarkan jumlah atom karbon
misalnya triose, heksose. Pentose, ribose, dan deoksiribose ditemukan dalam
molekul asam nukleat. Pentose dan ribulose sangat penting dalam fotosintesis.
Sedang glikose dan heksose adalah sumber utama energi pada sel. Heksose yang
penting lainnya adalah galaktose, terdapat pada laktose disakarida, dan
fruktose (levulose) pembentuk bagian dari sukrose.
2. Disakarida.
Disakarida merupakan gula yang dibentuk oleh kondensasi dua
monomer monosakarida yang kehilangan satu molekul air. Formula empiriknya C12H22O11.
Golongan ini yang paling penting adalah sukrose dan maltose pada tumbuhan dan
laktose pada hewan.
3. Polisakarida.
Polisakarida merupakan hasil kondensasi antara banyak
molekul monosakarida dengan kehilangan molekul air. Formula empiriknya (C6H10O5)n.
Bila dihidrolisis menghasilkan molekul gula sederhana. polisakarida yang paling
penting pada organisme hidup adalah amilum dan glikogen, subtansi cadangan
makanan dalam sel tumbuhan dan hewan serta selulosa yang merupakan elemen
struktural penting pada sel tumbuhan. Amilum merupakan kombinasi dua molekul
monosakarida yang panjang dimana tersusun atas amilosa yang tak bercabang dan
amilopektin yang memiliki cabang. Sedangkan glikogen tersusun atas banyak
molekul glukosa. Ini terdapat pada banyak jaringan dan organ, yang terbesar
terdapat di sel hati dan serabut otot.
4. Polisakarida kompleks dan glikoprotein.
Disamping polisakarida yang tersusun oleh monomer heksosa,
juga terdapat molekul yang lebih panjang dan kompleks yang mengandung nitrogen
amino yang dapat mengalami asetilasi atau subtitusi dengan asam sulfat atau
asam fosfat. Semua polimer ini sangat penting dalam organisme molekuler
terutama sebagai subtansi interseluler. Polisakarida ini bersifat bebas atau
terikat dengan protein sebagai contoh :
a. Polisakarida netral.
Hanya mengandung asetilglikosamin contohnya khitin yakni
subtansi penyokong pada insekta dan crustaceae.
b. Mukopolisakarida asidik.
Mengandung asam sulfat atau lainnya dalam molekul itu.
Molkekul ini sangat bersifat basofilik. Yang termasuk adalam golongan ini yaitu
heparin, kondriotin sulfat, umbilical cord, asam hialuronat.
c. Glikoprotein.
Suatu komplek yang tersusun dari protein dan gugus
prostetik karbohidrat. Beberapa monosakarida seperti galaktosa, manosa, juga
N-asetil-D-glukosamin dan asam sialat dapat ditemukan dalam molekul ini.
Glikoprotein dapat dibedakan menjadi dua macam yakni glikoprotein
intraseluler dan glikoprotein sekretorik.
Karbohidrat pada membran plasma terikat pada
protein atau lipida dalam bentuk glikolipida dan glikoprotein. Glikolipida
merupakan kumpulan berbagai jenis unit-unit monosakarida yang berbeda seperti
gula-gula sederhana D-glukosa, D-galaktosa, D-manosa, L-fruktosa, L-arabinosa,
D-xylosa, dan sebagainya. Karbohidrat ini memegang peranan penting dalam
berbagai aktivitas sel, antara lain dalam sistim kekebalan. Karbohidrat pada
membran plasma merupakan hasil sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan membran
membentuk glikokaliks. Biasanya para dokter dapat mengetahui setiap sel normal
atau abnormal melalui glikolipid dan glikoproteinnya.
Molekul glikoforin membran
Untuk
membran plasma pada eukariot memiliki karbohidrat yang terikat secara kovalen
dengan protein dan lemak. Komponen karbohidrat dari memran plasma
berjumlah sekitar 2 – 10% dari total berat membran plasma, bergantung kepada
spesies dan tipe sel. Sebagai contoh membran
plasma sel darah merah memiliki 52% protein, 40% lemak dan 8 %
karbohidrat. Dari 8% tersebut, 7 % berikatan dengan lemak membentuk
glikolipid dan 93% berikatan dengan protein membentuk glikoprotein.
Komponen
penyusun membran sel
Selaput plasma merupakan selaput yang asimetris, molekul-molekul lipida
pada bagian luar selaput berbeda dengan lipida pada selaput bagian dalam.
Demikian pula polipeptida yang tersebut pada kedua lembaran lipid bilayer juga
berbeda. Penyabaran karbohidrat juga asimetris. Rantai-rantai molekul dari
sebagian besar glikolipid, glikoprotein dan dan proteo glikan pada selaput plasma
tidak pernah berada pada permukaan sitosolik.
D.
Asam Nukleat
Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali pengetahuan
mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di
Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka,
kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini
diperolehinti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Dengan menambahkan
enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara
ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi
tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan “nuclein” sekarang
dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam
nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi, dan
mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara (intermediary metabolism)
dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah
asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi
oksidasi reduksi.
Asam
nukleat adalah salah satu makromolekul penting pada makhluk hidup. Terdapat dua
macam asam nukleat pada makhluk hidup, yaitu dalam bentuk DNA (Deoxyribonucleic
Acid) atau RNA (Ribonucleic Acid). Keduanya merupakan molekul pembawa informasi
genetik. Tipe polimer dari molekul DNA dan RNA mempunyai struktur yang panjang
dari ikatan monomer nukleotida yang berulang. Urutan nukleotida dalam asam
nukleat membentuk sebuah kode yang menyimpan dan meneruskan informasi sel yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan sel dan reproduksi. Satu nukleotida juga melakukan
pemindahan energi atau komponen reaktan dari satu sistem ke sistem lain di
dalam sel.
Masing-masing
nukleotida terdiri atas basa nitrogen, gula berkarbon lima, satu atau lebih
phosphat, semua komponen tersebut dihubungkan oleh ikatan kovalen. Berikut akan
dibahas masing-masing penyusun nukleotida.
1.
Basa Nitrogen
terdiri atas dua
jenis, yaitu basa nitrogen purin dan pirimidin yang berbentuk cincin nitrogen
dan karbon.
a.
Basa Nitrogen Pirimidin
Terdiri atas
satu cincin karbon dan nitrogen. Terdiri atas uracil (U), thymine (T), dan
cytosine (C)
b.
Basa Nitrogen Purin
Terdiri atas dua
cincin karbon dan nitrogen. Terdiri atas adenine (A) dan Guanine (G).
Semua informasi
genetic makhluk hidup terletak pada susunan liniar empat base tersebut. Oleh
karena itu keempat base tersebut mengkode struktur primer semua macam protein
(yang terdiri dari 20 asam amino).
2. Gula
Pentosa
Yaitu gula yang terdiri dari lima atom karbon.
Pentose yang menyusun asam nuklrotida adalah ribose dan deoksiribosa.
Deoksiribosa adalah pentose yang menyusun DNA, sedangkan ribose adalah pentose
yang menyusun RNA. Perbedaan antara keduanya adalah pada oksigen pada carbon
nomor 2’ tidak ada pada deoksiribose.
3. Phospat
Gugusan pospat
yang mengikat molekul basa nitrogen dengan gula pentosa dengan ikatan ester.
Nukleotida merupakan nukleosida yang gugus gula pada posisi 5’-nya
mengikat asam fosfat (gugus fosfat) dengan ikatan ester. Nukleosida terdiri
atas pentosa ( deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa (derivat
purin atau pirimidin) melalui ikatan glikosida. Berikut merupakan
perbandingan purin dan pirimidin pada nukleotida dan nukleosida :
Basa
|
Nukleosid
|
Nukleotid
|
|
1. Purin
|
|||
Adenin
|
Adenosin
|
Adenosin
monoposfat (AMP) = asam adonilat
|
|
Guanin
|
Guanosin
|
Guanosin
monoposfat (GMP) = asam guanilat
|
|
Hipoksantin
|
Inosin
|
Inosin
monoposfat (IMP) = asam inosinat
|
|
2.
Pirimidin
|
|||
Urasil
|
Uridin
|
Uridin
monoposfat (UMP) = asam uridilat
|
|
Cytosine
|
Cytidine
|
Cytidine
monoposfat (CMP) = asam sitidilat
|
|
Timin
|
Timidin
|
Timidin
monoposfat (TMP) = asam timidilat
|
|
Nukleosida dalam bentuk bebas ada memiliki fungsi penting bagi kesehatan
contohnya, puromisin yang berfungsi sebagai antibiotik yang menghambat sintesis
protein ( dihasilkan oleh streptomyces). Arabinosil sitosin dan
arabinosil adenin sebagai anti virus dan anti jamur. Nukleotida terdapat
sebagai molekul bebas atau berikatan dengan dengan sesama nukleotida membentuk
asam nukleat. Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Basa
Nitrogen
|
RNA
|
DNA
|
Adenin (A)
Guanin (G)
Timin (T)
Sitosin (C)
Urasil (U)
|
Adenosin
5’-monofosfat (AMP)
Guanosin
5’-monofosfat (GMP)
-------------------
Sitidin
5’-monofosfat (CMP)
Uridin
5’-monofosfat (UMP)
|
Deoksi
Adenosin 5’-monofosfat (dAMP)
Deoksi
Guanosin 5’-monofosfat (dGMP)
Deoksi Timidin
5’-monofosfat (dTMP)
Deoksi Sitidin
5’-monofosfat (dCMP)
------------------
|
Beberapa nukleotida yang mempunyai fungsi penting dalam sel misalnya
Adenosin 5’ monofosfat (AMP), Adenosin 5’ –difosfat (ADP) dan Adenosin
5’-trifosfat (ATP) yang berperan penting dalam transfer gugus fosfat untuk
menerima dan mengantar energi.
Nukleotida lain
yang berbentuk siklik seperti Adenosin 3’-5’- siklik monofosfat ( AMP-siklik
atau cAMP) berperan sebagai kurir sekunder dalm mengendalikan metabolisme
hormon adrenalin. Nukleotida bebas lain adalah guanosin siklik monofosfat ( GMP
siklik = cGMP ) yang diduga berfungsi sebagai penghambat enzim yang dirangsang
oleh cAMP. Selain itu diketahui beberapa trifosfonukleotida selain ATP yang
berperan dalam berbagai reaksi
dalam sel.
Misalnya CTP (Sitidin 5’- trifosfat) terlibat dalam biosintesis fosfolipid, UTP
berperan dalam biosintesis berbagai senyawa karbohidrat. CTP dan UTP juga
digunakan dalam biosintesis RNA dan DNA
1) Struktur Asam
Deoksiribonukleat (DNA)
Asam ini adalah
polimer yang terdiri atas molekul-molekul deoksiribonukleotida yang terikat
satu sama lain sehingga membentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul
DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C
nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara kimia
DNA mengandung karakteri/sifat sebagai berikut:
a.
Memiliki gugus gula deoksiribosa.
b.
Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
c.
Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
d.
Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin ( G –C),
dan adenin berpasangan dengan timin (A - T), sehingga jumlah guanin selalu sama
dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.
Berikut
merupakan gambar struktur dari DNA :
2) Struktur Asam
Ribonukleat (RNA)
Asam ribonukleat
adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul ribonukleotida. Seperti
DNA asam ribonukleat terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dengan
atom C nomor 5 pada molekul ribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Rumus
strukturnya sama dengan gambar 10.2 tetapi gulanya adalah ribosa ( atom C nomor
2 mengikat gugus OH) RNA memiliki sifat spesifik yang berbeda dengan sifat
kimia DNA, yakni dalam hal:
a.
Gula pentosanya adalah ribosa
b.
RNA memiliki ribonukleotida guanin(G), sitosin (C), adenin (A) dan
Urasil (U) pengganti Timin pada DNA.
c.
Untai fosfodiesternya adalah untai tunggal yang bisa melipat membentuk
jepit rambut seperti untai ganda.Beda dengan DNA bentuk molekulnya heliks
ganda.
d.
Prosentasi kandungan bas tidak harus sama, pasangan adenin tidak harus
sama dengan urasil, dan sitosin tidak harus sama dengan guanin.
Ada tiga jenis
RNA yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan rRNA (ribosomal RNA).
Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi ketiganya
secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis protein. Berikut
merupakn perbandingan struktur DNA dengan RNA :
Di dalam sel,
asam nukleat ada pada tiga organel, yaitu pada mitokondria, kloroplas, dan inti
sel. Berikut penjelasannya :
1. Inti
sel (nucleus)
Inti sel ini mempunyai 3 komponen yaitu nukleoplasma, kromosom, dan
nucleolus. Dalam nucleus, DNA berada dalam kromosom. Di dalam kromosom terdapat
benang-benang DNA yang berperan dalam sintesis protein dan factor hereditas.
Selain DNA di dalam nucleus juga terdapat RNA.
2. Mitokondria
Asam nukleat yang terdapat dalam mitokondria adalah deoksiribinukleat
(DNA). DNA mitokondria yang terdapat dalam matriks organel dinyatakan sebagai
genom mitokondria. DNA mitokondria berperan sebagai penanda molekul untuk studi
genetika populasi, penelusuran asal usul dan pelacakan beberapa penyakit
degenerate, penuaan, dan kanker.
3. Kloroplas
Menurut De Roberties,dkk (1975:240) bahwa antara 3-5% berat kering
kloroplas adalah RNA. DNA dalam kloroplas dikenal sebagai system genetic non
kromosal atau hereditas sitoplasmik. Selain itu kloroplas memiliki DNA dan RNA
yang spesifik yang mempunyai kapasitas dalam sintesis protein dan proses
pembelahan.
Makhluk multiseluler, baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan tersusun atas jutaan sel. Tiap sel memiliki fungsi
tertentu untuk kelangsungan hidup suatu organisme. Untuk menjalankan fungsinya,
sel melakukan proses metabolisme. Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat
lain.
Metabolisme terdiri atas dua proses
sebagai berikut.
1. Anabolisme
Anabolisme adalah proses-proses penyusunan energi kimia melalui sintesis senyawa-senyawa organik.
Anabolisme adalah proses-proses penyusunan energi kimia melalui sintesis senyawa-senyawa organik.
2. Katabolisme
Katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik melalui proses respirasi. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit.
Katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik melalui proses respirasi. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit.
Atau dengan pengertian ain:
Anabolisme adalah pembentukan molekul-molekul kompleks dari molekul
sederhana, contoh fotosintesis.
Katabolisme adalah penguraian molekul-molekul kompleks menjadi
molekul-molekul sederhana, contoh respirasi.
Metabolisme juga berperan mengubah
zat yang beracunmenjadi senyawa yang tak beracun dan dapat dikeluarkan dari
tubuh. Proses ini disebut detoksifikasi. Umumnya, hasil akhir anabolisme
merupakan senyawa pemula untuk proses katabolisme. Hal itu disebabkan sebagian
besar proses metabolisme terjadi di dalam sel. Mekanisme masuk dan keluarnya
zat kimia melalui membran sel mempunyai arti penting dalam mempertahankan
keseimbangan energi dan materi dalam tubuh. Proses sintesis dan penguraian
berlangsung dalam berbagai jalur metabolisme. Adapun hasil reaksi tiap tahap
metabolisme merupakan senyawa pemula dari tahap reaksi berikutnya.
Proses metabolisme yang terjadi di
dalam sel makhluk hidup seperti pada tumbuhan dan manusia, melibatkan sebagian
besar enzim (katalisator) baik berlangsung secara sintesis (anabolisme) dan
respirasi (katabolisme). Apa peran enzim di dalam reaksi kimia yang terjadi di
dalam sel? Pada saat berlangsungnya peristiwa reaksi biokimia di dalam sel,
enzim bekerja secara spesifik. Enzim mempercepat reaksi kimia yang menghasilkan
senyawa ATP dan senyawa-senyawa lain yang berenergi tinggi seperti pada proses
respirasi, fotosintesis, kemosintesis, sintesis protein, dan lemak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar