Laman

Minggu, 23 Februari 2014

pengendalian hayati dan kimia


Dalam pelaksanaannya, pengendalian hayati memiliki kelebihan juga kekurangan. Kelebihan dari pengendalian hayati, antara lain:
1.    Selektifitas tinggi dan tidak menimbulkan hama baru;
2.    Organisme yang digunakan sudah ada di lapangan/lahan;
3.    Organisme yang digunakan dapat mencari dan menemukan hama
4.    Dapat berkembang biak dan menyebar secara alamiah hama tidak menjadi resisten atau terjadi sangat lambat
5.    Pengendalian ini dapat berjalan dengan sendirinya
6.    Tidak ada pengaruh/efek samping yang buruk, seperti pada penggunaan pestisida.

Sedangkan kekurangan dari pengendalian hayati ini, antara lain :
1.    Pengendalian berjalan lambat
2.    Tidak dapat diramalkan, ditentukan dengan paksa
3.    Sulit dan mahal untuk pengembangannya dan penggunaannya
4.    Memerlukan pengawasan pakar.
pengendalian Hama Secara KIMIAWI

A.    Pengendalian Hama secara Kimiawi
Pengendalian hama secara kimiawi merupakan pengendalian hama dengan menggunakan zat kimia. Pengendalian hama ini biasa dilakukan dengan penyemprotan zat kimia pada bagian tumbuhan. Pengendalian hama ini sering dilakukan oleh petani. Olehnya itu pengendalaian hama secara kimiawi sering dimasukkan ke dalam langkah pemerantasan hama dan penyakit.
1.   Hama/penyakit/gulmamenjadi resisten atau kebal
Semakin sering tanaman disemprot dengan pestisida, maka tanaman semakin kebal. Ini berarti jumlah tanaman yang mati semakin sedikit walaupun disemprot berkali-kali dengan dosis yang tinggi.
2.   Resurgensi atau timbulnya kembali hama tersebut.
Populasi hama /penyakit/gulma tersebut malah menjadi berkembang lebih banyak setelah diperlakukan dengan pestisida. Hal ini disebabkan karena musuh-musuh alami mati sehingga pengaruh pestisida terhadap tanaman tersebut tidak mampu membunuh spora yang tahan, sehingga inilah yang nantinya akan berkembang pesat tanpa ada musuh atau saingan lainnya.
pestisida. Beberapa pestisida dapat mengalami biodegradasi, dirombak secara biologis dalam tanah dan air.
7.   Residual effect
Dengan aplikasi pestisida yang terlalu banyak, apalagiyang persisten, akan meniggalkan residu dalam tanaman dan produk pertanian (buah, daun, bji, umbi, dan lain sebaganya) tergantung dari jenis pestisida dan residu.


Dari formulasinya, pestisida bentuknya bermacam-macam, antara lain :
1.Cair
a. Cairan yang dapat diemulsikan (Emulsifeable Concentrate/EC, Transparent Emulsion Concentrates/TEC)
b. Cairan yang dapat dilarutkan atau water-miscible liquids (Water-Soluble Concentrates/WSC, Liquid/L, Soluble Concentrates/SC, Soluble Liquid/SL)
1.  Arti symbol pada kemasan , wp g s ec
                          

2. Padat
a. Tepung, yang dapat dilarutkan (Water Soluble Powder/SP), yang dapat bercampur dangan air/alcohol (Wettable Powder/WP), dengan pelarut padat (Flowable/F atau Sprayable suspension/S)
b. Debu (Dust/D)
c. Butiran (Granule/G)
d. Umpan (Bait/B)

Selain itu, ada juga yang menggolongkan pestisida berdasarkan sifat-sifatnya, misalnya atraktan (menarik/pemikat, biasanya sebagai perangkap), repelen (menolak kehadiran), antifedan (tidak disukai untuk dimakan).

KODE DAN KOMPONEN PESTISIDA
Pestisida yang beredar dipasaran, dalam kemasannya dilengkapi dengan kode-kode baik berupa tulisan, simbol/warna maupun gambar (pictogram) yang menjelaskan kandungan, sifat, petunjuk penggunaan dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Setiap pestisida mencantumkan nama bahan aktif, formulasi, cara kerja, dosis atau konsentrasi serta cara penggunaannya.

Contoh : Winder 25 WP, Winder adalah merek dagangnya, 25 adalah kandungan bahan aktifnya (25%), WP adalah formulasinya (tepung). Di dalam kemasannya tertera juga bahan aktif (imidakloprid) serta dosis penggunaan pada jasad sasaran.
Agar lebih mengenal pestisida, perlu juga diketahui beberapa komponen yang terdapat di dalamnya (menyangkut sifat dan efikasinya)

Bahan aktif adalah produk khemis yang mengandung kemampuan insektisidaladjuvant adalah bahan yang memperbaiki kualitas bahan formulasi insektisida (memperbaiki penetrasi/absorbsi)
agensi antidrift adalah senyawa yang dipergunakan untuk mengurangi jumlah droplet halus hasil suatu noselkarier adalah bahan inert yang berfungsi sebagai pelarut atau matriks bagi bahan aktif
bahan kompatibel adalah bahan yang dapat dicampur bersama tanpa mempengaruhi sifat masing-masing bahan
agensi deflokulasi dipergunakan untuk mencegah penggumpalan/agregasi suatu padatan dalam larutan semprot.
emulsifier adalah bahan surfaktan yang dipergunakan untuk menstabilkan suspensi caira dalam cair (mis. minyak dalam air)
agensi pembusa adalah bahan kimia yang menyebabkan insektisida menghasilkan busa, sehingga mengurangi drift.
penetran merupakan bahan additif atau adjuvan yang membantu insektisida bergerak bebas pada permukaan luar jaringan tanaman
propelen adalah bahan inert dalam produk bertekanan (aerosol)
surfaktan adalah bahan yang membantu mengefektifkan bahan penyelaras permukaan sasaran (emulsifier, bahan pembasah)--ada yang non-ionik (eter poliglikol dan oksida polietilen) ada yang ionik (anionik: SDS/kationik)

suspensi adalah partikel halus yang dilarutkan ke dalam cairan (termasuk juga emulsi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar