Berikut merupakan beberapa contoh makromolekul yang penting dalam makhluk hidup.
1. Polisakarida
Merupakan produk polimerisasi monosakarida, membentuk amilum, selulose, glikogen, atau polisakarida kompleks
2. Protein dan Polipeptida
Merupakan susunan 20 macam asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida
3. Asam Nukleat
Merupakan rantai empat macam nukleotid. Di dalam molekul DNA asam nukleat ini merupakan sumber primer informasi genetik
Makromolekul
tersebut merupakan makromolekul yang paling banyak dan kompleks
aktivitasnya. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai struktur dan
fungsi masing-masing makromolekul tersebut
A. Protein
Protein
merupakan merupakan susunan 20 macam asam amino yang dihubungkan dengan
ikatan peptide. Berdasarkan susunan molekulnya, protein dikelompokkan
menjadi:
1. Protein Struktural berperan sebagai penyokong dan penunjang
a. Struktural intrasel ð berada di dalam sel berperan dalam pembentukan sitoskelet
Contoh: tubulin, aktin dan myosin.
b. Struktural ekstrasel ð terdapat pada organisme multisel
Contoh: kolagen dan keratin
2. Protein
Dinamis yaitu protein yang terlibat langsung dalam metabolisme sel,
mudah terurai dan terakit kembali. Contoh: enzim, hormone dan pigmen.
Protein adalah komponen protoplasma yang sangat penting disamping air. Peran protein dalam sel antara lain:
1. Sebagai katalisator berbagai reaksi kimia yang terdapat pada sel, yaitu sebagai bagian penyusun enzim.
2. Memberi kekuatan structural sel, yaitu tubulin, aktin dan myosin yang berperan dalam pembentukan sitoskelet.
3. Memantau permeabilitas selaput, yaitu protein yang menyusun membrane sel
4. Menyebabkan gerakan yang terjadi dalam sel
5. Memantau kegiatan sel
6. Mengatur kadar metabolit yang diperlukan
Protein yang terdapat dalam membran dan sitoplasma (organel) sel:
1. Membran plasma
Protein yang terdapat pada selaput plasma sebesar 60 % dari seluruh
berat selaput plasma. Protein yang terdapat dalam membrane terutama
berbentuk stromatin, yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air. Karena
membran sel bersifat semipermable maka membutuhkan cara untuk
berkomunikasi dengan sel lain dan pertukaran nutrisi dengan ruang
ekstraselular. Peran-peran ini terutama diisi oleh protein. Protein adalah molekul kelas terpisah yang tidak terkait dengan lipid dan terdiri dari asam amino. Protein
adalah jauh lebih besar daripada lipid dan bergerak lebih lambat,
tetapi ada beberapa yang bergerak dalam kelihatannya terarah sementara
yang lain melayang. Jumlah dan tipe protein yang ada pada membran
sangat bervariasi pada setiap membran dari sel tergantung pada fungsi
spesifik yang diembannya. Secara umum protein membran digolongkan
menjadi dua, yaitu protein integral dan protein perifer.
a. Protein Integral
Protein membran terpadu (integral membrane proteins) adalah protein yang menembus membran pada kedua permukaannya atau membentang diantara kedua permukaan membran. Protein integral transmembran protein, dengan daerah hidrofobik yang sepenuhnya span interior yang hidrofobik membran. Bagian
protein terkena interior dan eksterior dari sel hydrophillic. Protein
Integral dapat berfungsi sebagai pori-pori yang memungkinkan ion
selektif atau nutrisi ke dalam sel. Mereka juga mengirimkan sinyal ke dalam dan keluar dari sel. Protein ini meliputi beberapa jenis, yaitu :
1) Protein Transmembran
Merupakan protein yang menembus membran pada kedua sisi, baik yang satu kali menembus membran (singlepass protein) ataupun yang beberapa kali menembus membran (multipass protein).
Setiap tembusan membran merupakan struktur α-heliks dengan bagian yang
tertanam dalam lipid bilayer, sehingga masuk akal bila bagian struktur
primer protein yang menembus membran tersusun oleh jenis asam amino yang
hidrofobik. Bagian hidrofobik dari protein tersebut berinteraksi dengan
bagian ekor dari fosfolipid, sementara bagian hidrofiliknya muncul pada
kedua permukaan membran (sisi luar dan sisi dalam sitoplasmik). Bagian
protein yang menyembul pada kedua sisi permukaan tentulah bersifat
hidrofilik, sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungan air.
2) Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Interior Sel
Protein ini berasosiasi dengan membran bilayer melalui perantaraan
ikatan kovalen dengan rantai asam lemak atau rantai lipid khusus seperti
gugus prenyl. Protein ini disintesis sebagai protein terlarut pada
sitosol dan mengalami modifikasi berikatan dengan gugus lipid secara
kovalen pasca translasi, yaitu di dalam retikulum endoplasma dan badan
golgi.
3) Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Luar Sel
Protein ini berikatan dengan fosfatidil kolin inositol dengan perantaraan oligosakarida yang berikatan secara kovalen.
b. Protein Perifer
Protein
ini merupakan protein yang terletak di daerah perifer dari kedua sisi
membran (sisi sitoplasmik dan sisi luar) dan berinteraksi dengan protein
membran lain secara non kovalen, tidak berinteraksi dengan fosfolipid
lapis ganda. Tidak
seperti protein yang intergral span membran, protein perifer berada
pada satu sisi membran dan sering melekat pada protein perifer proteins.
Protein integral berfungsi sebagai titik anchor untuk Sitoskeleton atau
ekstraselular serat.
Fungsi dari protein integral dan perifer dalam membran plasma sangat bervariasi, diantaranya :
a) Sebagai enzim yang melekat membran
Contoh
enzim beta glukosidase untuk membebaskan auksin pada sel-sel saat
perkecambahan dan protein integral pada membran mitokondria atau
kloroplas yang berfungsi untuk enzim-enzim transpor elektron (peristiwa
oksidasi dan reduksi molekul pembawa protin dan elektron sambil
membentuk ATP secara bersamaan).
b) Sebagai mediator transpor aktif
Contoh pada sel dinding usus halus pada saat menyerap sari makanan ke dalam pembuluh darah.
c) Sebagai elemen struktural membran plasma
d) Sebagai pompa proton pada membran dalam mitokondria
e) Sebagai reseptor (penerima) hormon dan faktor pertumbuhan sel
Contoh
hormon estrogen menempel ke reseptor estrogen dan memberi pesan
perintah sel tersebut untuk melaksanakan sintesis protein sesuai yang
dikehendaki (misal sel penanda pertumbuhan sekunder hewan) untuk
kedewasaan seksual.
f) Sebagai identitas sel
Identitas
ini biasa dikenali karena protein yang menghadap keluar sel mengandung
oligosakarida. Protein tersebut dinamakan glikoprotein.
g) Sebagai cara membedakan antara sel diri (self) dan sel asing (non self)
Contoh pada reaksi pencangkokan sel asing, sel diri mengenali sel asing karena adanya perbedaan glikoprotein.
2. Sitoplasma
Sitosol
merupakan bagian dari sitoplasma yang berupa cairan di sela-sela
organel berselaput. Sitosol merupakan penyusun sel yang paling dominan
yaitu sebanyak 50%. Dalam sitosol terlarut banyak enzim yang terlibat
dalam proses metabolism intermediet. Sebagian besar enzim yang terdapat
dalam sitosol ini disintesis oleh ribosom. Sebagian protein sitosol
berbentuk benang-benang halus yang disebut filament. Filament ini
teranyam membentuk kerangka yang disebut sitoskelet. Sitoskelet ini
berfungsi member bentuk pada sel, mengatur dan menimbulkan gerakan
sitioplasma yang beruntun dan berkaitan serta membentuk jaring-jaring
kerja yang mengatur reaksi-reaksi enzimatik.
Pada
inti sel, protein terdapat pada DNA yang merupakan senyawa utama yang
membentuk protein. Protein yang disintesis pada ribosom melalui proses
replikasi dan translasi. Ribosom yang terdapat pada RE mempunyai susunan
50 % protein. Pada kompleks golgi berlangsung proses pembentukan
glikoprotein yang merupakan gabungan glukosa dan protein. Protein yang
terbentuk dari asam-asam amino dalam ribosom dibawa ke RE, kemudian
diteruskan ke dalam kompleks golgi yang merupakan tempat terbentuknya
glikoprotein.
B. Lipid
Lipid
adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di
dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut
non-polar, seperti kloroform atau ester. Lipida polar adalah komponen
utama membran sel, yaitu “tempat” terjadinya reaksi-reaksi metabolik.
Banyak dari sifat membran sel yang merupakan pencerminan kandungan
lipida polarnya. Membran sel berfungsi untuk melindungi sel dari
lingkungan dan juga memungkinkan adanya kompartment- kompartment di
dalam sel untuk aktivitas metabolik, serta terdapat sisi pengenalan atau
reseptor yang berbeda-beda yang dapat mengenali sel lain, mengikat
hormon tetentu, dan merasakan berbagai isyarat lain dari lingkungan
luar. (Lehninger, 1982)
Lipida
membran yang paling banyak yaitu fosfolipida. Fosfolipida berfungsi
terutama sebagai unsur struktural membran dan tidak pernah disimpan
dalam jumlah banyak. Lipida ini mengandung fosfor dalam bentuk gugus
asam fosfat. Fosfolipida utama yang ditemukan pada membran adalah
fosfogliserida, yang mengandung 2 molekul asam lemak yang berikatan
ester dengan gugus hidroksil pertama dan kedua pada gliserol.
Spingolipid
juga merupakan komponen membran yang mempunyai kepala bersifat polar
dan 2 ekor non polar, tetapi senyawa ini tidak mengandung gliserol.
Spingolipid tersusun atas satu molekul alkohol amino berantai panjang
spingosin, atau satu di antara senyawa turunannya, dan satu alkohol
polar pada bagian kepala. Ada 3 subkelas spingolipid :
1. Spingomielin
Senyawa
ini mengandung fosfokolin atau fosfoetanolamin sebagai golongan polar
pada bagian kepalanya. Spingolipid terdapat di hampir semua membran
sel-sel hewan, selubung myelin yang mengelilingi sel-sel syaraf
tertentu.
2. Serebrosida
Serebrosida
tidak mengandung fosfat dan tidak memiliki muatan listrik karena gugus
polar kepalanya bersifat netral. Serebrosida seringkali disebut
glikospingolipid karena gugus pada bagian kepala molekul ini secara khas
terdiri dari satu atau lebih unit gula. Golongan ini adalah
glikolipida, suatu nama umum bagi lipida yang mempunyai gugus gula.
Beberapa nama spesifiknya yaitu galaktoserebrosida yang secara khas
ditemukan pada membran sel otak dan glukoserebrosida yang mengandung
D-glukosa terdapat di dalam membran sel jaringan bukan syaraf.
C. Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan salah satu senyawa yang terdiri atas karbon, hidrogen, dan
oksigen. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi pada hewan dan
tumbuhan. Pada kebanyakan tumbuhan, karbohidrat juga sebagai penyusun
penting dinding sel yang berperan sebagai elemen penyokong. Jaringan
hewan memiliki karbohidrat yang lebih sedikit. Karbohidrat yang penting
diantaranya adalah glukosa, galaktosa, glikogen, gula amino dan
polimernya.
Karbohidrat terbagi atas beberapa golongan diantaranya :
1. Monosakarida.
Ini merupakan gula paling sederhana dengan formula empirik Cn(H2O)n.
Klasifikasi monosakarida berdasarkan jumlah atom karbon misalnya
triose, heksose. Pentose, ribose, dan deoksiribose ditemukan dalam
molekul asam nukleat. Pentose dan ribulose sangat penting dalam
fotosintesis. Sedang glikose dan heksose adalah sumber utama energi pada
sel. Heksose yang penting lainnya adalah galaktose, terdapat pada
laktose disakarida, dan fruktose (levulose) pembentuk bagian dari
sukrose.
2. Disakarida.
Disakarida
merupakan gula yang dibentuk oleh kondensasi dua monomer monosakarida
yang kehilangan satu molekul air. Formula empiriknya C12H22O11. Golongan ini yang paling penting adalah sukrose dan maltose pada tumbuhan dan laktose pada hewan.
3. Polisakarida.
Polisakarida merupakan hasil kondensasi antara banyak molekul monosakarida dengan kehilangan molekul air. Formula empiriknya (C6H10O5)n.
Bila dihidrolisis menghasilkan molekul gula sederhana. polisakarida
yang paling penting pada organisme hidup adalah amilum dan glikogen,
subtansi cadangan makanan dalam sel tumbuhan dan hewan serta selulosa
yang merupakan elemen struktural penting pada sel tumbuhan. Amilum
merupakan kombinasi dua molekul monosakarida yang panjang dimana
tersusun atas amilosa yang tak bercabang dan amilopektin yang memiliki
cabang. Sedangkan glikogen tersusun atas banyak molekul glukosa. Ini
terdapat pada banyak jaringan dan organ, yang terbesar terdapat di sel
hati dan serabut otot.
4. Polisakarida kompleks dan glikoprotein.
Disamping
polisakarida yang tersusun oleh monomer heksosa, juga terdapat molekul
yang lebih panjang dan kompleks yang mengandung nitrogen amino yang
dapat mengalami asetilasi atau subtitusi dengan asam sulfat atau asam
fosfat. Semua polimer ini sangat penting dalam organisme molekuler
terutama sebagai subtansi interseluler. Polisakarida ini bersifat bebas
atau terikat dengan protein sebagai contoh :
a. Polisakarida netral.
Hanya mengandung asetilglikosamin contohnya khitin yakni subtansi penyokong pada insekta dan crustaceae.
b. Mukopolisakarida asidik.
Mengandung
asam sulfat atau lainnya dalam molekul itu. Molkekul ini sangat
bersifat basofilik. Yang termasuk adalam golongan ini yaitu heparin,
kondriotin sulfat, umbilical cord, asam hialuronat.
c. Glikoprotein.
Suatu
komplek yang tersusun dari protein dan gugus prostetik karbohidrat.
Beberapa monosakarida seperti galaktosa, manosa, juga
N-asetil-D-glukosamin dan asam sialat dapat ditemukan dalam molekul ini.
Glikoprotein dapat dibedakan menjadi dua macam yakni glikoprotein
intraseluler dan glikoprotein sekretorik.
Karbohidrat
pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk
glikolipida dan glikoprotein. Glikolipida merupakan kumpulan berbagai
jenis unit-unit monosakarida yang berbeda seperti gula-gula sederhana
D-glukosa, D-galaktosa, D-manosa, L-fruktosa, L-arabinosa, D-xylosa, dan
sebagainya. Karbohidrat ini memegang peranan penting dalam berbagai
aktivitas sel, antara lain dalam sistim kekebalan. Karbohidrat pada
membran plasma merupakan hasil sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan
membran membentuk glikokaliks. Biasanya para dokter dapat mengetahui
setiap sel normal atau abnormal melalui glikolipid dan glikoproteinnya.
Molekul glikoforin membran
Untuk
membran plasma pada eukariot memiliki karbohidrat yang terikat secara
kovalen dengan protein dan lemak. Komponen karbohidrat dari memran
plasma berjumlah sekitar 2 – 10% dari total berat membran plasma,
bergantung kepada spesies dan tipe sel. Sebagai contoh membran
plasma sel darah merah memiliki 52% protein, 40% lemak dan 8 %
karbohidrat. Dari 8% tersebut, 7 % berikatan dengan lemak membentuk
glikolipid dan 93% berikatan dengan protein membentuk glikoprotein.
Selaput
plasma merupakan selaput yang asimetris, molekul-molekul lipida pada
bagian luar selaput berbeda dengan lipida pada selaput bagian dalam.
Demikian pula polipeptida yang tersebut pada kedua lembaran lipid
bilayer juga berbeda. Penyabaran karbohidrat juga asimetris.
Rantai-rantai molekul dari sebagian besar glikolipid, glikoprotein dan
dan proteo glikan pada selaput plasma tidak pernah berada pada permukaan
sitosolik.
D. Asam Nukleat
Friedrich
Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali pengetahuan mengenai
kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di
Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut
luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan
cara ini diperolehinti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel
saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat
yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini
dinamakan “nuclein” sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi, dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara (intermediary metabolism)
dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim
pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya;
koenzim reaksi oksidasi reduksi.
Asam
nukleat adalah salah satu makromolekul penting pada makhluk hidup.
Terdapat dua macam asam nukleat pada makhluk hidup, yaitu dalam bentuk
DNA (Deoxyribonucleic Acid) atau RNA (Ribonucleic Acid). Keduanya
merupakan molekul pembawa informasi genetik. Tipe polimer dari molekul
DNA dan RNA mempunyai struktur yang panjang dari ikatan monomer
nukleotida yang berulang. Urutan nukleotida dalam asam nukleat membentuk
sebuah kode yang menyimpan dan meneruskan informasi sel yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan sel dan reproduksi. Satu nukleotida juga melakukan
pemindahan energi atau komponen reaktan dari satu sistem ke sistem lain
di dalam sel.
Masing-masing
nukleotida terdiri atas basa nitrogen, gula berkarbon lima, satu atau
lebih phosphat, semua komponen tersebut dihubungkan oleh ikatan kovalen.
Berikut akan dibahas masing-masing penyusun nukleotida.
1. Basa Nitrogen
terdiri atas dua jenis, yaitu basa nitrogen purin dan pirimidin yang berbentuk cincin nitrogen dan karbon.
a. Basa Nitrogen Pirimidin
Terdiri atas satu cincin karbon dan nitrogen. Terdiri atas uracil (U), thymine (T), dan cytosine (C)
b. Basa Nitrogen Purin
Terdiri atas dua cincin karbon dan nitrogen. Terdiri atas adenine (A) dan Guanine (G).
Semua
informasi genetic makhluk hidup terletak pada susunan liniar empat base
tersebut. Oleh karena itu keempat base tersebut mengkode struktur
primer semua macam protein (yang terdiri dari 20 asam amino).
2. Gula Pentosa
Yaitu gula yang terdiri dari lima atom karbon. Pentose yang menyusun
asam nuklrotida adalah ribose dan deoksiribosa. Deoksiribosa adalah
pentose yang menyusun DNA, sedangkan ribose adalah pentose yang menyusun
RNA. Perbedaan antara keduanya adalah pada oksigen pada carbon nomor 2’
tidak ada pada deoksiribose.
3. Phospat
Gugusan pospat yang mengikat molekul basa nitrogen dengan gula pentosa dengan ikatan ester.
Nukleotida
merupakan nukleosida yang gugus gula pada posisi 5’-nya mengikat asam
fosfat (gugus fosfat) dengan ikatan ester. Nukleosida terdiri atas
pentosa ( deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa (derivat
purin atau pirimidin) melalui ikatan glikosida. Berikut merupakan perbandingan purin dan pirimidin pada nukleotida dan nukleosida :
Basa
|
Nukleosid
|
Nukleotid
| |
1. Purin
| |||
Adenin
|
Adenosin
|
Adenosin monoposfat (AMP) = asam adonilat
| |
Guanin
|
Guanosin
|
Guanosin monoposfat (GMP) = asam guanilat
| |
Hipoksantin
|
Inosin
|
Inosin monoposfat (IMP) = asam inosinat
| |
2. Pirimidin
| |||
Urasil
|
Uridin
|
Uridin monoposfat (UMP) = asam uridilat
| |
Cytosine
|
Cytidine
|
Cytidine monoposfat (CMP) = asam sitidilat
| |
Timin
|
Timidin
|
Timidin monoposfat (TMP) = asam timidilat
| |
Nukleosida
dalam bentuk bebas ada memiliki fungsi penting bagi kesehatan
contohnya, puromisin yang berfungsi sebagai antibiotik yang menghambat
sintesis protein ( dihasilkan oleh streptomyces).
Arabinosil sitosin dan arabinosil adenin sebagai anti virus dan anti
jamur. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan dengan
dengan sesama nukleotida membentuk asam nukleat. Contohnya dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Basa Nitrogen
|
RNA
|
DNA
|
Adenin (A)
Guanin (G)
Timin (T)
Sitosin (C)
Urasil (U)
|
Adenosin 5’-monofosfat (AMP)
Guanosin 5’-monofosfat (GMP)
-------------------
Sitidin 5’-monofosfat (CMP)
Uridin 5’-monofosfat (UMP)
|
Deoksi Adenosin 5’-monofosfat (dAMP)
Deoksi Guanosin 5’-monofosfat (dGMP)
Deoksi Timidin 5’-monofosfat (dTMP)
Deoksi Sitidin 5’-monofosfat (dCMP)
------------------
|
Beberapa
nukleotida yang mempunyai fungsi penting dalam sel misalnya Adenosin 5’
monofosfat (AMP), Adenosin 5’ –difosfat (ADP) dan Adenosin 5’-trifosfat
(ATP) yang berperan penting dalam transfer gugus fosfat untuk menerima
dan mengantar energi.
Nukleotida
lain yang berbentuk siklik seperti Adenosin 3’-5’- siklik monofosfat (
AMP-siklik atau cAMP) berperan sebagai kurir sekunder dalm mengendalikan
metabolisme hormon adrenalin. Nukleotida bebas lain adalah guanosin
siklik monofosfat ( GMP siklik = cGMP ) yang diduga berfungsi sebagai
penghambat enzim yang dirangsang oleh cAMP. Selain itu diketahui
beberapa trifosfonukleotida selain ATP yang berperan dalam berbagai
reaksi
dalam
sel. Misalnya CTP (Sitidin 5’- trifosfat) terlibat dalam biosintesis
fosfolipid, UTP berperan dalam biosintesis berbagai senyawa karbohidrat.
CTP dan UTP juga digunakan dalam biosintesis RNA dan DNA
1) Struktur Asam Deoksiribonukleat (DNA)
Asam
ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul
deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain sehingga membentuk
rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini
terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada
molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara kimia DNA
mengandung karakteri/sifat sebagai berikut:
a. Memiliki gugus gula deoksiribosa.
b. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
c. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
d. Kandungan
basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan spesifik
satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin ( G –C), dan
adenin berpasangan dengan timin (A - T), sehingga jumlah guanin selalu
sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.
Berikut merupakan gambar struktur dari DNA :
2) Struktur Asam Ribonukleat (RNA)
Asam
ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul
ribonukleotida. Seperti DNA asam ribonukleat terbentuk oleh adanya
ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul ribosa
dengan perantaraan gugus fosfat. Rumus strukturnya sama dengan gambar
10.2 tetapi gulanya adalah ribosa ( atom C nomor 2 mengikat gugus OH)
RNA memiliki sifat spesifik yang berbeda dengan sifat kimia DNA, yakni
dalam hal:
a. Gula pentosanya adalah ribosa
b. RNA memiliki ribonukleotida guanin(G), sitosin (C), adenin (A) dan Urasil (U) pengganti Timin pada DNA.
c. Untai
fosfodiesternya adalah untai tunggal yang bisa melipat membentuk jepit
rambut seperti untai ganda.Beda dengan DNA bentuk molekulnya heliks
ganda.
d. Prosentasi
kandungan bas tidak harus sama, pasangan adenin tidak harus sama dengan
urasil, dan sitosin tidak harus sama dengan guanin.
Ada
tiga jenis RNA yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan rRNA
(ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang
berbeda-beda, tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan
penting dalam sintesis protein. Berikut merupakn perbandingan struktur
DNA dengan RNA :
Di dalam sel, asam nukleat ada pada tiga organel, yaitu pada mitokondria, kloroplas, dan inti sel. Berikut penjelasannya :
1. Inti sel (nucleus)
Inti
sel ini mempunyai 3 komponen yaitu nukleoplasma, kromosom, dan
nucleolus. Dalam nucleus, DNA berada dalam kromosom. Di dalam kromosom
terdapat benang-benang DNA yang berperan dalam sintesis protein dan
factor hereditas. Selain DNA di dalam nucleus juga terdapat RNA.
2. Mitokondria
Asam
nukleat yang terdapat dalam mitokondria adalah deoksiribinukleat (DNA).
DNA mitokondria yang terdapat dalam matriks organel dinyatakan sebagai
genom mitokondria. DNA mitokondria berperan sebagai penanda molekul
untuk studi genetika populasi, penelusuran asal usul dan pelacakan
beberapa penyakit degenerate, penuaan, dan kanker.
3. Kloroplas
Menurut
De Roberties,dkk (1975:240) bahwa antara 3-5% berat kering kloroplas
adalah RNA. DNA dalam kloroplas dikenal sebagai system genetic non
kromosal atau hereditas sitoplasmik. Selain itu kloroplas memiliki DNA
dan RNA yang spesifik yang mempunyai kapasitas dalam sintesis protein
dan proses pembelahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar